My Essay : Pengaruh Lingkungan terhadap Karakter Manusia

Ini Essay yang aku buat untuk syarat screening ARSC ( Agritech Research and Study Club). Dari pada disimpen di local disk aja, selain gak ada yang baca juga mengurangi manfaat dari Essay ini lebih baik kalau aku share... :)

Pengaruh Lingkungan terhadap Karakter Manusia

Manusia sesungguhnya terlahir dalam keadaan yang bersih dengan karakter yang belum terbentuk. Seperti halnya kertas kosong yang berada diantara pena-pena yang siap untuk digoreskan. Begitu juga Manusia, tidak bisa menghindari akan adanya lingkungan-lingkungan yang dapat membentuk karakternya. Manusia hadir pertama kali sebagai anak-anak sudah masuk dalam lingkungan yang paling kecil yaitu keluarga. Disinilah benih-benih prinsip, pola pikir dan kebiasaan, serta karakter ditanamkan untuk pertama kalinya. Keluarga yang terdiri Ayah, Ibu, kakak, bahkan nenek maupun kakek menanamkan kebiasaan kebiasaan baru untuknya. Kebiasaan yang tidak bisa ia pilih sebagai anak-anak. Yang ada hanyalah menerima semua didikan-didikan keluarga hingga ia mempunyai kebiasaan kebiasaan sesuai dengan kebiasaan keluarganya. Sehingga terbentuk karakter awal sebagai seorang manusia.
Tidak selamanya seorang anak hanya berada dalam lingkungan keluarga. Karena pada hakikatnya manusia adalah mahkluk sosial sehingga kebutuhan akan dunia luar adalah kebutuhan mutlak. Setelah lingkungan keluarga, biasanya ia akan di masukkan dalam didikan formal seperti sekolah, disinilah awal seorang anak akan menemukan lingkungan baru untuknya. Di sekolahlah ia mulai berinteraksi dan menyesuaikan karakter dan kebiasaan yang ia peroleh dari keluarga ke teman-teman yang lainnya. Apa yang ditanamkan awal dalam diri manusia yang ada pada lingkungan keluarga hanya akan digunakan sebagai karakter dasar saja. Karena sesungguhnya pola pikir manusia itu fleksibel. Bisa berubah dengan adanya pengaruh-pengaruh lingkungan dari luar. Ketika manusia beranjak dewasa mereka akan mengenal dunia luar. Tidak hanya terpaku pada prinsip awal, dan didikan yang ditanamkan di keluarganya saja.
 Dunia luar lebih keras. Menyatukan berbagai pola pikir awal dari manusia satu dengan yang lainnya itu susah. Mereka punya bekal prinsip dari keluarga masing-masing dan berbeda satu sama lain. Sehingga antara didikan manusia satu dengan yang lainnya akan bertabrakan. Terkadang bisa di padukan, terkadang juga bisa bertentangan. Bahkan ada yang dominan atau bisa mengubah sebuah karakter dasar dan pola pikir awal manusia. Sehingga kebiasaan-kebiasaan yang ditanamkan di dalam keluarganya lama-lama akan luntur karena pengaruh lingkungan yang tidak mendukung. Apalagi ketika anak-anak menjajaki usia remaja. Usia Remaja sebagai masa transisi antara anak-anak menuju dewasa adalah masa yang rentan mendapat pengaruh dari lingkungan luar. Disini sebuah karakter mulai tidak stabil dan remaja cenderung mencari jati diri terhadap siapa dirinya sebenarnya.
Mencari suasana baru, mencari lingkungan yang berbeda, ingin mencoba sesuatu yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya adalah keinginan seorang yang sedang mencari jati diri. Terkadang disinilah karakter seseorang yang sudah tertanam baik akan berubah menjadi buruk akibat pemilihan teman, tempat dan lingkungan yang kurang tepat. Apalagi adanya lepas kontrol dari orang tua. Misalnya saja seseorang yang dari kecil ditanamkan oleh keluarganya untuk mendalami ilmu-ilmu agama, setelah dewasa dan jauh dari orang tua, berada dalam lingkungan teman-temannya yang tidak suka belajar ilmu-ilmu agama, lingkungan yang tidak mendukung akan itu, malah lingkungan yang banyak tempat-tempat yang kurang baik, bukannya masjid atau tempat ibadah lainnya, maka lama kelamaan karakter baik yang terbentuk akan luntur. Karena sesungguhnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan penyesuaian. Mau tidak mau, entah sedikit atau banyak, di lingkungan dimana ia tinggal akan membuatnya menyesuaikan diri.
Lingkungan dapat mengubah jalan hidup seseorang yang tadinya lurus bisa menjadi belok. Lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap perubahan karakter seseorang. sikap pemarah, pemalas, iri hati bisa timbul pada diri seseorang yang berada pada lingkungan mayoritas penduduknya mempunyai sikap itu. Tidak bisa dipungkiri lagi jika pengaruh buruk lingkungan bisa sedemikian berbahaya terhadap pembentukan karakter manusia. Apabila banyak lingkungan-lingkungan buruk di dunia ini maka kualitas manusia juga akan menurun. Oleh karena itu pemilihan lingkungan yang tepat sangat penting.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Identifikasi Formalin & Boraks pada Bahan Pangan

TM - Elektroforesis SDS-PAGE

TM - Analisis Protein